Senin, 16 Juli 2012

Kerajaan Tarumanegara

Tarumanagara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanagara adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu. Sejarah. Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga.
Maharaja Purnawarman adalah raja Tarumanagara yang ketiga (395-434 M). Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai. Dinamainya kota itu Sundapura--pertama kalinya nama "Sunda" digunakan. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.
Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada Raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa Tarumanagara adalah Suryawarman (535 - 561 M) Raja Tarumanagara ke-7. Pustaka Jawadwipa, parwa I, sarga 1 (halaman 80 dan 81) memberikan keterangan bahwa dalam masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Tarumanagara. Ditinjau dari segi ini, maka Suryawarman melakukan hal yang sama sebagai lanjutan politik ayahnya.
Rakeyan Juru Pengambat yang tersurat dalam prasasti Pasir Muara mungkin sekali seorang pejabat tinggi Tarumanagara yang sebelumnya menjadi wakil raja sebagai pimpinan pemerintahan di daerah tersebut. Yang belum jelas adalah mengapa prasasti mengenai pengembalian pemerintahan kepada Raja Sunda itu terdapat di sana? Apakah daerah itu merupakan pusat Kerajaan Sunda atau hanya sebuah tempat penting yang termasuk kawasan Kerajaan Sunda?
Baik sumber-sumber prasasti maupun sumber-sumber Cirebon memberikan keterangan bahwa Purnawarman berhasil menundukkan musuh-musuhnya. Prasasti Munjul di Pandeglang menunjukkan bahwa wilayah kekuasaannya mencakup pula pantai Selat Sunda. Pustaka Nusantara, parwa II sarga 3 menyebutkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada Pandeglang) sampai ke Purwalingga (sekarang Purbolinggo) di Jawa Tengah. Secara tradisional Cipamali (Kali Brebes) memang dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Barat pada masa silam.
Kehadiran Prasasti Purnawarman di Pasir Muara, yang memberitakan Raja Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa Ibukota Sundapura telah berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat pemerintahan Tarumanagara telah bergeser ke tempat lain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukaan Rajatapura atau Salakanagara (kota Perak), yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII).
Ketika pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumangara, maka Salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah. Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada.
Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M, misalnya, Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh Manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih berkembang ketika cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh dalam tahun 612 M.
Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa.
Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.
Raja-raja Tarumanagara :
1. Jayasingawarman 358-382 2. Dharmayawarman 382-395 3. Purnawarman 395-434 4. Wisnuwarman 434-455 5. Indrawarman 455-515 6. Candrawarman 515-535 7. Suryawarman 535-561 8. Kertawarman 561-628 9. Sudhawarman 628-639 10. Hariwangsawarman 639-640 11. Nagajayawarman 640-666 12. Linggawarman 666-669

  A. BUKTI KEBERADAAN


a. Prasasti yang ditemukan
Bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara diketahui melalui sumber-sumber yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa 7 buah prasasti batu yang ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa Kerajaan Tarumanegara dibangun oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman tahun 358 M dan beliau memerintah sampai yahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomatri (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.

 b.  Sumber Lain
1. Berita Dari Cina - Fa Hien
Dia adalah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti (Yawadhipa/Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam catatannya di sebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali memeluk Budha yang banyak di jumpainya adalah Brahmana. Fa Hien juga menyebutkan dalam bukunya Fa Kuo Chien bahwa rakyat Tolomo bermata pencaharian bertani, berdagang dan pandai membuat minuman dari kelapa. Dari bukti – bukti yang ada para ahli sejarh menduga Tolomo /taluma menurut Fa Hien adalah Tarumanegara - Dinasti Sui Selain berita Fa Hien keberadaan Taruma juga di perkuat dari berita Dinasti Sui, bahwa tahun 528 dan 535 datang utusan dari negeri Tolomo yang terletak di sebelah selatan-Dinasti Tang Muda Berita dinasti Tang Muda menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M datang utusan dari Tolomo nama Tolomo di duga lafal bahasa cina untuk Taruma
2. Arca Rajarsi, Wisnu Cibuaya I dan II
1. Arca Rajarsi
Arca ini termasuk arca yang tua, tapi sayang tidak di ketahui pasti tempat temuanya yang asli berdasarkan berita yang sampai, diperkirakan berasal dari daerah Jakarta. Arca ini menggambarkan Rajarsi sebagaimana di sebutkan dalam Prasasti tugu dan meperlihatkan sifat Wisnu – Surya. Sedang Purnawarman sendiri penganut Mazhab itu
2. Arca Wisnu Cibuaya I
Meski berasal dari abad VII M tapi dapat di anggap bisa melengkapi Prasasti Purnawarman. Ini membuktikan adanya aliran seni Jawa Barat. Arca ini memperlihatkan persamaan dengan arca yang di temukan di semenanjung Melayu, Siam dapatlah di duga arca ini mempunyai persamaan dengan langgam seni Palawa di India atau barangkali dengan Caluknya
3. Arca Wisnu Cibuaya II
Arca ini juga di temukan di Cibuaya tapi tidak dapat di ketahui pastinya. Di pastikan arca ini agak tua, sesuai dengan pendapat bahwa Jawa Barat masih menjadi pusat seni dan agama. Dan sesuai pula dengan berita Cina yang mengatakan bahwa pada abad VII m masih ada sebuah kerajaan bernama Tolomo (Taruma)

B. LETAK / WILAYAH KEKUASAAN
Dari sumber – sumber di atas dapat di simpulkan bahwa Tarumanegara terletak di jawa Barat. Pusatnya belum dapat di pastikan, namun para ahli menduga kali Chandabagha adalah kali Bekasi, kira – kira anatar sungai Citarum dan sungai Cisadane. Adapun wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon

C. KEADAAN MASYARAKAT
Mata Pencaharian (Ekonomi)
Mata pencaharian rakyat taruma di perkirakan
1. Perburuan di simpulkan dari adanya perdagangan cula badak dan gading gajah dengan cina Pertambangan disimpulkan dari banyaknya perdagangan emas dan perak
2. Perikanan di simpulkan dari adanya perdagangan penyu, disamping menangkap penyu juga menangkap ikan
3. Pertanian disimpulkan dari penggalian kali untuk mengairi sawah – sawah
4. perdagangan di simpulakan dari adanya hubungan dagang dengan cina
5. Pelayaran disimpulakan dari pengiriman utusan ke cina
6. Peternakan di simpulakan dari hadiah 1.000 ekor sapi dari Purnawarman
Lapisan Masyarakat (Sosial)
Lapisan masyarakat Tarumanegara di duga terdiri dari:
1. Keluarga raja dan kaum bangsawan (pangeran) yang memerintah kerajaan
2. Kaum Brahmana yang memimpin upacara agama dan mengembangkan agama Hindu
3. Rakyat yang terdiri dari pemburu, pedagang, petani, pelayar, penambang, peternak
4. Budak – budak
Kepercayaan (Agama)
Agama yang dianut adalah:
1. Agama Hindu seperti yang di anut Purnawarman
2. Agama Budha meskipun hanya sedikit
3. penganut animisme dan dinamisme

D. RUNTUHNYA TARUMANEGARA
Runtuhnya Tarumanegara belum dapat di ketahui pasti, namun kerajaan Tarumanegara masih mengirimkan utusannya ke cina sampai tahun 669 M. setelah itu tidak di dapatkan lagi berita. Kemungkinan Tarumanegara di taklukan Sriwijaya (sepertihalnya terlulis dalam Prasasti Prasasti Karang berahi). Sehingga dapat di duga runtuhnya Tarumanegara sekitar + tahun 669 M oleh serangan Sriwijaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar